Archive for 2017
MANFAAT DAN FUNGSI EM4 UNTUK PETERNAKAN
1
Rinati,Dwi.2017.KENALI MANFAAT DAN FUNGSI EM4 DALAM PETERNAKAN.https://kandangayam-petelur.blogspot.com/2016/09/kenali-manfaat-dan-fungsi-em4-untuk.html.diakses pada 2 oktober.
Pemberian EM-4 Peternakan pada pakan
dan minum ternak bukan lagi hal yang rahasia. EM4 secara singkat akan
meningkatkan nafsu makan karena aroma asam manis yang ditimbulkan dari
kandungannya. EM-4 peternakan terbuat dari bahan alami dan tidak mengandung bahan
kimia sehingga aman bagi ternak maupun bagi kita.
Berikut
ini kegunaan dan manfaat EM-4 Peternakan
1. Menyeimbangkan mikroorganisme yang
menguntungkan dalam perut ternak.
2. Memperbaiki dan Meningkatkan
kesehatan ternak.
3. Meningkatkan mutu daging ternak.
4. Mengurangi tingkat kematian bibit
ternak.
5. Memperbaiki kesuburan ternak.
6. Mencegah bau tidak sedap pada
kandang ternak
7. Mengurangi stress pada ternak
8. Mencegah bau tidak sedap pada
kandang ternak an kotoran ternak.
Petunjuk
Teknis Penggunaannya :
1.
Air Minum
Campurkan
larutan EM4 sebanyak 1-2 cc ke dalam 1-1,5 liter air, diberikan setiap hari.
2.
Pakan
-
Larutkan Em4 sebanyak 1- 2 cc per 1 – 1,5 liter air, lalu semprotkan pada pakan
ternak yang akan diberikan.
*
Untuk unggas, penggunaan EM-Bokashi pakan dapat dicampurkan dengan dedak,
konsentrat dan jagung dengan perbandingan 10 bagian. EM Bokashi + 10 bagian
dedak + 2 bagian konsentrat + 2 bagian jagung.
3.
Kebersihan Sanitasi
-
Casmpurkan larutan EM4 dan molase / gula dengan air, dengan perbandingan 1 : 1
: 100. kemudian di diamkan selama 2 (dua) hari agar terjadi proses fermentasi.
-
Semprotkan larutan tersebut pada kandang ternak dengan dosis 1 – 2 liter per
meter persegi luasan kandang.
-
Penggunaan larutan EM4 yang telah di fermentasi dengan molase/ gula tidak boleh
lebih dari 3 (tiga) bulan.
4.
Alas Tidur
Untuk
menekan bau dari becek pada alas kandang, tebarkan EM-Bikashi serbuk gergaji
pada alas kandang ternak dengan dosis 50 – 100 gr/ m2.
5.
Limbah Ternak
- Campurkan larutan EM4 dan molase /
gula dengan air, dengan perbandingan 1 : 1 : 100, kemudian didiamkan selama 2
hari agar terjadi proses fermentasi.
-
Larutan tersebut dapat di semprotkan pada limbah ternak dengan kapasitas limbah
1 ton.
Limbah
yang telah difermentasi tersebut untuk selanjutnya dpat digunakan sebagai bahan
organic bermanfaat untuk pertanian sebagai pupuk organic maupun pakan ternak.
Perhatian
:
·
Jangan
mencampurkan dan / mengaplikasikan penggunaan larutan EM4 dengan bahan-bahan
kimia seperti Urea maupun pestisida kimia.
·
Dianjurkan
air yang digunakan untuk campuran EM4 adalah air tanah / sumur
download file disiniRinati,Dwi.2017.KENALI MANFAAT DAN FUNGSI EM4 DALAM PETERNAKAN.https://kandangayam-petelur.blogspot.com/2016/09/kenali-manfaat-dan-fungsi-em4-untuk.html.diakses pada 2 oktober.
By : Unknown
TERNAK SAPI PERAH
0
file bisa didownload disini
Umar,Sunadi. 2017.Cara Beternak Sapi Perah Secara Intensif. http://www.ternakpertama.com/2016/07/cara-beternak-sapi-perah.html. diakses pada 8 Oktober 2017.
Seperti yang kita ketehaui meningkatnya kebutuhan protein
hewani tentunya membuka prospek industri peternakan di Indonesia. Salah satunya
sektor ternak sapi perah sebagai penghasil susu utama merupakan salah satu
peluang usaha di bidang peternakan yang sangat potensial.
Sebagai informasi, Hewan Sapi menghasilkan kurang lebih 50%
(45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit.
Sapi berasal dari famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau
(Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa.
Domestikasi sapi mulai dilakukan kurang lebih 400 tahun SM.
Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika
dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India
dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat
perkembang biakan sapi perah sapi Ongole murni.
Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi
Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain
yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein
di Grati guna diperoleh sapi perah tipe baru yang sesuai dengan iklim dan
kondisi di Indonesia.
Sentra
peternakan sapi
di dunia ada di negara Eropa (Skotlandia, Inggris, Denmark, Perancis,
Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia (India dan
Pakistan). Sapi Friesian Holstein umpama, populer dengan produksi susunya yang
tinggi (+ 6350 kg/th), dengan persentase lemak susu kurang lebih 3-7%.
Tetapi demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang sanggup
berproduksi sampai mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila menggunakan bibit
unggul serta diberi pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang
mendukung dan menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik. Untuk saat ini
produksi susu di dunia mencapai 385 juta m2/ton/th, terutama pada zone yang
beriklim sedang. Produksi susu sapi di PSPB tetap tak lebih dari 10 liter/hari
dan jauh dari standar normalnya 12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8
liter/hari).
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat
di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos
indicus) atau sering yang kita kenal sapi berpunuk, yang berasal dan
tersebar di daerah tropis dan (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar
di daerah sub tropis alias lebih dikenal dengan Bos Taurus.
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara
saat ini adalah sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda),
Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari
Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia).
Hasil survei di PSPB Cibinong menunjukkan bahwa tipe sapi perah yang paling
tepat dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien
Holstein.
Peternakan sapi menghasilkan daging sebagai sumber protein,
susu, kulit yang dimanfaatkan untuk industri dan pupuk kandang sebagai salah
satu sumber organik lahan pertanian.
Persyaratan Budidaya Ternak Sapi
Perah Agar Sukses
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang merupakan daerah
yang letaknya lumayan jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh
kendaraan. Kandang Sapi perah wajib terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal
10 meter dan sinar matahari harus bisa menembus pelataran kandang dan dekat
dengan lahan pertanian. Pembuatannya bisa anda buat dengan cara berkelompok di
tengah sawah atau ladang.
1.
Sarana dan Peralatan Sapi Perah
Kandang sapi perah bisa anda buat dalam bentuk ganda ataupun
tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang telah anda miliki. Pada kandang sapi
perah jenis tunggal, penempatan sapi dibuat pada satu baris atau satu jajaran,
sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dibuat pada dua jajaran yang
saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran
tersebut biasanya dibangun jalur untuk jalan.
Pembuatan kandang sapi untuk tujuan penggemukan (kereman)
biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya
sedikit. Tetapi, apabila penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran
kandang harus dibuat lebih luas dan lebih besar jadi bisa untuk menampung
jumlah sapi yang lebih banyak. Lantai kandang diusahakan tetap bersih guna
mencegah timbulnya beberapa penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau
semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan
jerami keringdengan tujuan agar alas kandang yang menjadi hangat.
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang sudah digunakan
diharuskan disuci terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol,
dan bahan-bahan lainnya. Ukuran kandang yang dibangun untuk seekor sapi jantan
dewasa adalah 1,5×2 m alias 2,5×2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah
1,8×2 m dan untuk anak sapi lumayan 1,5×1 m per ekor, setinggi atas + 2-2,5 m
dari tanah. Temperatur pada kandang kurang lebih kandang 25-40 derajat C
(rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan bisa anda buat
pada dataran rendah (100-500 m) sampai dataran tinggi (> 500 m).
Syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
- Produksi susu tinggi,
- Umur 3,5-4,5 tahun dan telah sempat beranak,
- Berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi,
- Bentuk tubuhnya seperti baji,
- Matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang lumayan lebar dan kaki kuat,ambing lumayan besar, pertautan pada tubuh lumayan baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu tak sedikit, panjang dan berkelok-kelok, puting susu tak lebih dari 4, terletak dalam sisi empat yang simetris dan tak terlalu pendek,
- tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan tiap tahun beranak.
Sementara
calon induk yang baik antara lain:
- Berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi,
- Kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam, badan lumayan panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar,
- Jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan lumayan lebar,
- Pertumbuhan ambing dan puting baik,
- jumlah puting kurang dari 4 dan letaknya simetris, dan sehat dan tak cacat.
Untuk
Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Umur kurang lebih 4-5 tahun,
- Mempunyai kesuburan tinggi,
- Daya menurunkan sifat produksi yang tinggi terhadap anak-anaknya,
- Berasal dari induk dan pejantan yang baik
- Besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik,
- Kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat,muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,paha rata dan cukup terpisah
- Dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya lumayan lebar,badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, dan sehat,
- Terhindar dari penyakit menular dan tak menurunkan cacat pada keturunannya.
Prosedur:
- Pemilihan Bibit dan Calon Induk
- Untuk mengejar produktivitas ternak yang tinggi, diperlukan pembetulan lingkungan hidup dan peningkatan mutu genetik ternak yang bersangkutan.
- Bibit yang baru datang harus dikarantina terlebih dahulu untuk penularan penyakit. Kemudian bibit diberi minum air yang dicampur garam dapur, ditempatkan dalam kandang yang bersih dan ditimbang dan dicatat penampilannya.
Seluruh sapi perah dara yang belum menunjukkan tanda-tanda
birahi atau belum bunting setelah sebuah periode tertentu, wajib disisihkan.
Apabila sapi yang disisihkan tersebut telah menghasilkan susu, sapi diseleksi
kembali berdasarkan produksi susunya, kecenderungan terkena radang ambing dan
temperamennya.
Sistim
Perkembangbiakan
Sapi perah dara dikawinkan dengan pejantan pedaging untuk
mengurangi risiko kesusahan lahir dan baru setelah menghasilkan anak satu
dikawinkan dengan pejantan sapi perah opsi. Bibit harus diberi peluang untuk
bergerak aktif paling tak 2 jam setiap hari.
Sanitasi dan Perbuatan Preventif
Pada Pemeliharaan sapi perah secara intensif,
sapi-sapi dikandangkan dengan tujuan peternak mudah mengawasinya,
sementara pemeliharaan dengan cara ekstensif pengawasannya susah dilakukan
sebab sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Sapi perah yang
dipelihara dalam naungan (ruangan) mempunyai konsepsi produksi yang lebih
tinggi yakni bisa mencapai (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripada
tanpa naungan. Bibit sapi yang sakit segera diobati dan bibit yang menjelang
beranak dipisah selama kurang lebihb1-2 bulan.
Perawatan
Ternak Sapi Yang Benar
Hewan ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk
dimandikan setiap hari seusai kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu.
Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan pada
penampungan khusus jadi bisa diolah menjadi pupuk. Seusai kandang dibersihkan,
sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat dari
jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus
dibongkar). Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet sampai usia dewasa. Sapi
pedet ditimbang seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan
alias 3 bulan sekali. Sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa
bisa ditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan
lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
Pemberian
pakan pada sapi bisa dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
- Sistem penggembalaan (pasture fattening)
- Kereman (dry lot fattening)
- Kombinasi cara pertama dan kedua.
Pakan sapi yang baik adan dua jenis yakni pakan hijauan dan
pakan konsentrat. Pakan Hijauan pada sapi bisa berupa jerami padi, pucuk daun
tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Pakan
hijauan diberikan pada siang hari setelah proses pemerahan sekurang-kurangnya
30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberi
sekurang-kurangnya 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan kurang lebih
1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan
tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang
berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan tipe kacang-kacangan (legum).
Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas
tahu, gaplek, dan bungkil kelapa dan mineral (sebagai penguat) yang berupa
garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada
pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah setidaknya kurang lebih 1-2
kg/ekor/hari. Tidak hanya makanan, sapi juga harus diberi air minum sebanyak
10% dari berat badan per hari.
Pemeliharaan mutlak adalah pemberian pakan yang cukup dan
bernilai, dan menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara.
Pemberian pakan dengan cara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal
musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan
dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan berfungsi pula untuk memberi
peluang bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
Kotoran ditimbun di tempat lain supaya mengalami proses
fermentasi (+1-2minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang telah matang dan
baik. Kandang sapi tak boleh tertutup rapat (agak terbuka) supaya sirkulasi
udara didalamnya berlangsung lancar. Air minum yang bersih juga harus ada
setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi
tetap di bawah atap. Tempat pakan dibangun agak lebih tinggi supaya pakan yang
diberikan tak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air
minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi
daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.
Penyakit antraks
- Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melewati kontak langsung, makanan/minuman alias pernafasan.
Gejala:
- Demam tinggi, badan lemah dan gemetar;
- Mengalami gangguan pernafasan;
- Terjadi pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul; kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melewati hidung, telinga, mulut, anus dan vagina;
- Biasanya kotoran sapi yang terkena penyakit ternak adalah cair dan sering bercampur darah;
- Limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
Pengendalian:
- Vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi dan mengubur/membakar sapi yang mati.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau
penyakit Apthae epizootica (AE)
Penyebab:
- virus ini menular melewati kontak langsung melewati air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE.
Gejala:
- Rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh dan terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening;
- Demam alias panas, suhu badan menurun drastis;
- Nafsu makan menurun bahkan tak mau makan sama sekali;
- Air liur keluar berlebihan.
Pengendalian:
- vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati dengan cara terpisah.
Penyakit ngorok/mendekur alias
penyakit Septichaema epizootica (SE)
Penyebab:
- Bakteri Pasturella multocida. Penularannya melewati makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
Gejala:
- Kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan;
- Leher, anus, dan vulva membengkak;
- Paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua;
- Demam dan susah bernafas jadi mirip orang yang ngorok. Dalam kondisi sangat parah, sapi bakal mati dalam waktu antara 12-36 jam.
Pengendalian:
- vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.
Penyakit radang kuku alias kuku basi
(foot rot)
- Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
Gejala:
- Mula-mula kurang lebih lubang kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh;
- Kulit kuku mengelupas;
- Tumbuh benjolan yang memunculkan rasa sakit;
- Sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
Pencegahan
Upaya pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan memotong
kuku dan merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama kurang lebih
30 menit yang dan dilakukan seminggu sekali dan menempatkan sapi dalam kandang
yang bersih dan kering.
Umar,Sunadi. 2017.Cara Beternak Sapi Perah Secara Intensif. http://www.ternakpertama.com/2016/07/cara-beternak-sapi-perah.html. diakses pada 8 Oktober 2017.
By : Unknown